• Rabu, 24 Januari 2024

    Pengertian Gempa Bumi – Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.

    Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo. Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3 magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.

    Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011 , dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.

    Jenis-Jenis Gempa Bumi
    Jenis-jenis gempa bumi dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan penyebab dan kedalamannya. Berikut ini merupakan penjelasannya :

    a. Berdasarkan Penyebabnya
    Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

    1. Gempa Vulkanik
    Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. Contoh : gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.

    2. Gempa Tektonik
    Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi akibat lepasnya energi di zone penunjaman. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan yang cukup dahsyat. Contoh : gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.

    3. Gempa runtuhan atau terban
    Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua yang runtuh, dan sejenisnya. Tipe gempa seperti ini hanya berdampak kecil dan wilayahnya sempit.

    b. Berdasarkan Kedalamannya
    Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga dibedakan menjadi 3, yaitu :

    1. Gempa bumi dalam
    Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.

    2. Gempa bumi menengah
    Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.

    3. Gempa bumi dangkal
    Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.

    Parameter Gempa Bumi
    Waktu terjadinya gempabumi (Origin Time – OT)
    Lokasi pusat gempabumi (Episenter)
    Kedalaman pusat gempabumi (Depth)
    Kekuatan Gempabumi (Magnitudo)
    Karakteristik Gempa Bumi
    Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
    Lokasi kejadian tertentu
    Akibatnya dapat menimbulkan bencana
    Berpotensi terulang lagi
    Belum dapat diprediksi
    Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi
    Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
    Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.

    Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

    Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

    Akibat Gempa Bumi
    Akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi diantaranya adalah :

    1. Dampak fisik :
    Bangunan banyak yang hancur atau roboh.
    Tanah longor akibat goncangan.
    Jatuhnya korban jiwa.
    Permukaan tanah menjadi merekat, retak dan jalan menjadi putus.
    Banjir karena rusaknya tanggul.
    Gempa dasar laut dapat menyebabkan tsunami, dsb.
    2. Dampak sosial :
    Menimbulkan kemiskinan.
    Kelaparan.
    Menimbulkan penyakit.
    Bila pada sekala yang besar (dapat menimbulkan tsunami yang besar), bisa melumpuhkan politik, sistem ekonomi, dsb.

    Cara Menghadapi Gempa Bumi
    Berikut ini adalah cara atau sikap kita saat menghadapi gempa bumi, yaitu :

    1. Bila berada di dalam rumah :
    Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah di bawah meja atau tempat tidur.
    Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
    Jauhi rak buku, lemari dan kaca jendela.
    Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di dinding dan sebagainya.
    2. Bila berada di luar ruangan :
    Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan reklame, pohon yang tinggi dan sebagainya.
    Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka.
    Jauhi rak-rak dan kaca jendela.
    3. Bila berada di dalam ruangan umum :
    Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.
    Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari, kaca jendela dan sebagainya.
    4. Bila sedang mengendarai kendaraan :
    Segera hentikan di tempat yang terbuka.
    Jangan berhenti di atas jembatan atau di bawah jembatan layang/jembatan penyeberangan.
    5. Bila sedang berada di pusat perbelanjaan, bioskop, dan lantai dasar mall :
    Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan.
    Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
    6. Bila sedang berada di dalam lift :
    Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik menggunakan tangga darurat.
    Jika anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol.
    Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah.
    Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
    7. Bila sedang berada di dalam kereta api :
    Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak
    Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta
    Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan
    8. Bila sedang berada di gunung/pantai :
    Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman.
    Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika Anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
    9. Beri pertolongan :
    Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang berada di sekitar Anda.
    10.Evakuasi :
    Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah. Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempa bumi. Pada prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki di bawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah.
    11. Dengarkan informasi :
    Saat gempa bumi terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi yang tidak jelas.
    Alat Pengukur Gempa Bumi
    Seismograf adalah alat yang digunakan atau dipakai untuk mengukur kuat dan lemahnya suatu gempa bumi. Berdasarkan arah getaran yang diukur, seismograf dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :

    Seismograf horisontal yaitu suatu jenis seismograf yang mencatat kekuatan gempa ataupun getaran bumi dengan arah secara horizontal (mendatar).
    Seismograf vertikal yaitu jenis dari seismograf yang mencatat getaran bumi dengan arah secara vertikal.
    Besaran gempa didasarkan pada amplitudo gelombang tektonik dan dicatat oleh alat Seismograf dengan menggunakan Skala Richter.
    Demikianlah artikel mengenai pengertian gempa bumi, jenis-jenis, penyebab, akibat, dan cara menghadapi gempa bumi. Semoga artikel ini dapat berguna serta dapat bermanfaat untuk Anda semua.(forumteropongid)

    SUMBER:
    https://bpbd.bandaacehkota.go.id/2018/08/05/pengertian-gempa-bumi-jenis-jenis-penyebab-akibat-dan-cara-menghadapi-gempa-bumi/

    https://images.app.goo.gl/QgAWN54sXsy3a2J4A

    0 komentar

  • Diberdayakan oleh Blogger.

    Text Widget

    Cari Blog Ini

    Cloud Numbered Labels

    Popular Posts

    Pages

    Ads 300 x 600

    Copyright © - Cecillia Davina Cristi - Cecillia Davina Cristi - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan